CloudHQ: Synchronize Files antar Google Drive

Posted by Noer Rachman Hamidi on Thursday, May 16, 2019


CloudHQ
Alasan saya memilih CloudHQ karena beberapa hari yang lalu menggunakan layanan ini untuk memindahkan file backup dari VPS ke Google Drive. Kebetulan juga karena layanan ini memberikan produk yang gratis, meskipun juga ada yang berbayar. Tetapi dari pengalaman kemarin, saya cukup nyaman menggunakan layanan versi gratisnya untuk memindahkan file yang berukuran sekitar 500 MB.

Mungkin kamu punya file yang cukup besar di salah satu layanan cloud storage A, kemudian karena ada satu lain hal ingin memindahkannya ke cloud storage B. Misal saja dari Dropbox ke Google Drive. Kalau filenya cuma kecil ukurannya, its ok jika memindahkannya secara manual. Yaitu dengan mengunduhnya kemudian diunggah ke cloud lain.

Akan tetapi jika file yang akan dipindah itu ukurannya besar, misalnya di atas 100MB tentu kamu akan mikir-mikir lagi kalau mau memindahkannya secara manual. Selain tidak efektif, tentu juga berpengaruh ke kuota internet. Atau mungkin karena koneksi internet memang sedang lemot.

Nah, supaya memindahkan file tersebut bisa cepat hanya modal klik-klik saja, kamu bisa menggunakan layanan transfer antar cloud storage. Dari sekian banyaknya layanan yang ada di internet, saya ingin mengulas soal cloudhq.com

Kali ini saya ingin mempraktekan caranya. Sekali lagi ini bukan karena dibayar lhoh ya, ini murni sharing pengalaman saya kemarin saja.

Cara Memindahkan File melalui CloudHQ

Cara pertama silakan kamu buat akun dulu di CloudHQ.com. Setelah buat akun, langsung cek email untuk aktivasi akun kamu.

Setelah akun berhasil diaktivasi, kamu bisa login.

Langsung saja, kamu pilih menu Add Cloud Drives. Maka akan muncul banyak pilihan layanan cloud storage seperti Google Drive, Google Drive for G Suite, Dropbox, One Drive, FTP, Mega, Mediafire, Flickr, Box, dll.

Tahap pertama, silakan kamu pilih layanan cloud storage asal. Misalnya saja file yang akan dipindah ada di Dropbox, maka langsung klik Dropbox. Di sini saya akan contohkan untuk memindahkan backup file dari Dropbox ke Google Drive.
1. Klik Dropbox
2. Next
3. Display name biarkan default (Dropbox)
4. Klik Add Dropbox Account
5. Silakan login ke akun Dropbox kamu, dan berikan akses CloudHQ
6. Akun Dropbox berhasil ditambahkan


Kemudian, kamu tinggal menambahkan akun cloud storage tujuan. Di sini karena tujuan saya adalah Google Drive, maka saya pilih Google Drive.
1. Klik Add Cloud Drives
2. Pilih Google Drive
3. Next
4. Display name biarkan default (Google Drive)
5. Klik Add Google Drive Account
6. Pilih akun Google Drive (Gmail) yang dituju, dan berikan akses CloudHQ
7. Akun Google Drive berhasil ditambahkan


Saatnya memindahkan file…

Kalau masing-masing akun sudah terhubung, sekarang waktunya untuk memindahkan file. Caranya adalah :#1. Pilih menu Cloud Transfer
#2. Klik  From: Select the directory you want to transfer kemudian pilih cloud storage sumber. Karena saya ingin memindahkan file dari Dropbox, maka saya pilih Dropbox. Silakan di klik ikon expand untuk memilih folder yang akan dipindah. Jadi memindahkannya ini tidak bisa memilih per file, melainkan per folder.
Untuk itu kalau file yang ingin kamu pindah berada dalam satu folder file-file lain yang tidak ingin dipindah, sebaiknya buat folder baru dulu dan taruh file yang ingin dipindah di folder tersebut.
#3. Kalau sudah tinggal klik Ok saja.
#4. Kemudian di  To: Select the target directory you want to save the files to, pilih destinasinya. Caranya sama, cuma tinggal pilih cloud storage tujuannya saja. Dan ingin ditaruh di folder apa.
#5. Kalau sudah tinggal klik OK.
#6. Source dan destinasi cloud sudah diatur, sekarang tinggal kamu transfer saja. Kalau kamu ingin memindahkannya sekarang juga, langsung saja klik Transfer Now. Tetapi jika ingin kamu transfer nanti, atau ingin buat jadwal, silakan pilih Schedule dan tentukan waktunya.
#7. Di sini saya pilih Transfer Now. Maka proses transfer akan segera dimulai.
#8. Untuk melihat proses transfernya, kamu bisa klik ikon Task Manager.

Dan kamu bisa klik Detail untuk melihat detail proses transfernya.

Sampai di sini kamu tinggal menunggu prosesnya sampai selesai. Dan seperti itulah proses cara memindahkan file antar cloud storage. Caranya sangat mudah. Dan selain menggunakan layanan CloudHQ ini, kamu juga bisa menggunakan layanan lain yang ada. Untuk memindahkan dari cloud storage selain Google Drive / Dropbox, caranya sama. Silakan dioprek sendiri ya.

Kalau ingin mendapatkan yang unlimited, ya beli yang premium. :D Semoga informasi ini bermanfaat ya. Terima kasih sudah membaca.

Description: CloudHQ: Synchronize Files antar Google Drive
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: CloudHQ: Synchronize Files antar Google Drive
SelengkapnyaCloudHQ: Synchronize Files antar Google Drive

Disiplin Ilmu dan Amal.

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, June 10, 2018

Disiplin Ilmu dan Amal.
Ketika disiplin ilmu ditinggikan setinggi langit tetapi disiplin amal diabaikan, maka negeri ini hanya setingkat lebih tinggi dari himpunan orang-orang yang merugi. Kok bisa ?

Melalui surat Al-Asr Allah bersumpah dengan waktu, bahwa manusia semua dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran. Asumsinya kita sudah beriman, maka next-nya seharusnya adalah beramal shaleh.

Ilmu yang kita tuntut seharusnya menjadi landasan amal shaleh kita karena amal yang tidak didasari ilmu akan lebih banyak merusak dari pada memperbaiki. Tetapi ketika ilmu yang kita tuntut tidak  menggerakkan amal shaleh, maka tidak bermanfaat pula-lah ilmu itu.

Yang sudah beramal-pun tetap akan merugi kecuali yang beramal dengan ikhlas - karena nilai suatu amal tergantung niatnya. Yang beramal saja bisa rugi,  apalagi yang tidak beramal  - tambah rugi-lah dia.

Semua manusia dalam kerugian, kecuali sedikit yang mau belajar ilmu. Yang berilmu-pun tetap dalam kerugian kecuali sedikit yang beramal, dan yang beramal ini-pun masih dalam kerugian kecuali yang beramal dengan ikhlas.

Sudah waktunya kita lebih fokus pada mengajarkan atau mempelajari ilmu yang dapat sungguh-sungguh menjadi dasar amal, bukan hanya sekedar ilmu yang diajarkan atau dipelajari sebatas ilmu.

Bisa jadi ilmu-ilmu yang kita pelajari sampai jenjang tertinggi itu justru kelewat tinggi dibandingkan dengan tingkat amal yang dibutuhkan. Sehingga kita membuang begitu banyak resources untuk yang tidak perlu-perlu amat, sementara ilmu yang sangat diperlukan justru tidak kita mendapatkan perhatian dan resources yang cukup. Wallahua'lam.

Description: Disiplin Ilmu dan Amal.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Disiplin Ilmu dan Amal.
SelengkapnyaDisiplin Ilmu dan Amal.

Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.

Posted by Noer Rachman Hamidi

Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.
Ilmu Allah yang maha luas, dengan hanya beberapa ayat saja Dia sudah memberi petunjuk yang sangat komplit tentang bagaimana memakmurkan suatu negeri dan otomatis mengentaskan kemiskinan penduduknya.

Bila negeri itu kering dan tandus – bumi yang mati – dan betul ada sebagian kecil negeri ini yang dalam kondisi demikian. Maka kita bisa mulai dari surat Yasiin 33, yaitu mulai menanam biji-bijian yang bisa kita makan.

Satu solusi ini mengatasi tiga masalah sekaligus, negeri yang kering dan mati – penduduknya kurang makan, dengan menanam biji-bijian tertentu dia sudah akan bisa makan. Biji-bijian ini jumlahnya sangat bannyak, tinggal dipilih yang paling sesuai.

Selain memberi biji-bijian yang bisa dimakan, jenis tanaman ini yang secara umum disebut legume – dia juga pengikat nitrogen yang efektif di tanah - dia akan menyuburkan lahan.

Daunnya yang menutupi tanah akan menurunkan suhu tanah dan mencegah penguapan dari permukaan tanah. Tanah yang semula mati menjadi hidup dengan pupuk alami yang cukup dan dengan air tanah yang menimbulkan kelembaban tanah juga secara cukup.

Baru setelah itulah kita bisa menanam kurma – yang disebutkan sampai 21 kali di Al-Qur’an dan juga Anggur yang disebut sampai 14 kali. Dengan tanaman kurma yang memancarkan mata air (QS 36 :34) dan bahkan mengalirkan anak sungai (QS 19:24), maka dari bumi yang awalnya mati sekalipun kita akan bisa bercocok tanam dengan tanaman yang kita suka seperti beras, gandum dlsb (QS 36:35).

Bersyukurlah kita karena sebagian besar bumi yang dikaruniakan ke kita sudah bukan bumi yang mati, tetapi bumi yang dikaruniai hujan lebih dari cukup dan pepohonan tumbuh dimana-mana. Tinggal tugas kita saja kita laksanakan yaitu menggembalakan ternak kita di tempat turunnya hujan dan di tempat tumbuhnya pepohonan tersebut (QS 16:10).

Seperti satu langkah - menanam biji-bijian – yang mengatasi tiga hal sekiligus tersebut di atas, menggembalakan ternak juga demikian – satu langkah untuk banyak hal sekaligus.

Dengan menggembala kita bisa menumbuhkan ternak kita dengan ongkos yang paling murah, kita bisa memproduksi daging dengan murah sehingga kita bisa mengkonsumsinya secara cukup. Pertumbuhan ternak yang murah, juga akan memutar ekonomi secara cepat.

Delapan ekor ternak yang berpasangan yang diturunkan oleh Allah pada setiap kelahiran diri kita (QS 39:6), akan mudah beranak pinak sampai jumlah yang terkena wajib zakat – saat itulah pemiliknya sudah tidak lagi miskin.

Bila jenis ternak yang kita gembalakan sesuai urutan yang juga diarahkan olehNya ( QS 6 : 143-144), maka delapan ekor bisa menjadi 40 ekor dalam rentang waktu yang tidak lama yaitu antara 2 sampai 4 tahun. Artinya dalam rentang waktu inilah kemakmuran bisa dicapai, tidak pakai lama !

Lebih dari sekedar menumbuhkan ternak dengan murah dan cepat, menggembalakan ternak ditempat turunnya hujan dan tempat tumbuhnya pohon (Indonesia banget !) - juga akan menyuburkan lahan-lahan dengan pupuk organik terbaiknya.

Dari sinilah kemudian tanaman-tanaman terbaik dan tanaman-tanaman yang diberkahi akan tumbuh subur melipat gandakan lagi kemakmuran negeri. Tanaman-tanaman inipun mirip dengan penyebutan di ayat sebelumnya, yaitu meliputi tanaman semusim, zaitun, kurma anggur dan seluruh buah-buahan (QS 16:11).

Maka dengan petunjukNya yang begitu jelas dan detil - tahap demi tahap, tidak seharusnya kemiskinan merajalela di negeri ini. Sebaliknya negeri yang kanan kirinya kebun, penduduknya harus bisa makan cukup dari kebun-kebun ini, penduduknya sudah selayaknya pandai bersyukur dan Rabbnya yang Maha Pengampun (QS 34:15) – insyaAllah !.

Description: Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.
SelengkapnyaMemulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.

Umat Islam disaat 10 November 1945

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, November 13, 2016


Tiga hari yang lalu kita memperingati Hari Pahlawan, 10 November. Momentum peringatan ini adalah Perang Surabaya yang luar biasa. Peristiwa Jembatan Merah yang dicatat oleh sejarah sebagai medan pertempuran dahsyat.

Dalam perang ini, tewas salah seorang jenderal sekutu, Jenderal Mallaby. Sebenarnya, Mallaby tidak tewas tepat pada tanggal 10 November. Mallaby tewas sebelumnya, ketika situasi memanas dan nyaris sampai puncaknya. Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945.

Tak banyak di dunia ini, pertempuran dan peperangan yang menewaskan seorang jenderal, pimpinan pasukan. Mallaby memimpin divisi Pasukan Allied Forced Netherland East Indie atau AFNEI. Pasukan sekutu yang dikirim ke Indonesia untuk melucuti Jepang yang sudah menyerah kalah pasca Bom Nagasaki dan Hiroshima. Jenderal Mallaby memimpin kurang lebih 6.000 pasukan yang mendarat di Surabaya.

Mallaby dan pasukannya mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Melakukan konsolidasi untuk menguasai Surabaya. Pada tanggal 30 November, dengan mengendarai mobil Buick dia melintasi Jembatan Merah. Pejuang-pejuang Indonesia, pemuda-pemuda Surabaya, Banteng-banteng perjuangan mencegat mobil tersebut, melempar ke dalam granat tangan, meledakkan Mallaby yang ada di dalamnya, hingga tewas dan tak dapat dikenali. Mallaby hanya menginjakkan kaki selama lima hari di Bumi Pertiwi.

Sekutu murka besar dengan kematian Mallaby, penggantnya, Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum, 9 November 1945, seluruh pejuang tanah air, harus menyerahkan senjatanya dan ditembak ditempat. Dan pecahlah perang besar 10 November 1945.

Bung Tomo maju ke depan setelah berkonsultasi dengan para ulama dan kiai. Bung Tomo hanya diberi bekal satu kalimat. Gerakkan para pejuang dengan kalimat Allahu Akbar.

Maka Bung Tomo menggerakkan banteng-banteng Surabaya untuk maju mengangkat senjata. Para mujahid-mujahid Surabaya bergerak melawan sesengit mungkin, sekeras yang mereka bisa. Surabaya menjadi lautan api.

Dan kita mengetahui akhirnya ceritanya. Sekutu kalah dan pergi. Surabaya menjadi bagian penting dari kemerdekaan Indonesia. Pejuang dan ulama menjadi kaki dan tangan yang membebaskan dan memerdekakan Indonesia. Dan kalimat ALLAHU AKBAR, menjadi darah dan nyawa yang menggerakkan perjuangan.

Maka hari ini kita perlu mengingat. Indonesia, negeri ini dimerdekakan oleh Islam dan kaum Muslimin. Tanpa mengecilkan peran dan kerja pihak yang lain. Tapi pemegang saham perjuangan ini dimiliki oleh umat Islam Indonesia.

Maka hari ini kita tidak boleh lupa. Kalimat Allahu Akbar adalah kalimat yang menggerakkan para pejuang membebaskan negeri ini dari penjahat penjajah. Dan kalimat ini tidak akan pernah surut, apalagi hilang. Kalimat ini akan menjaga Indonesia. Kalimat ini akan senantiasa bergema dan digemakan oleh para pejuang, untuk menjaga dan memerdekakan indonesia. baik dulu, atau pun sekarang. Allahu Akbar!

Video Umat Islam disaat 10 November 1945

Description: Umat Islam disaat 10 November 1945
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Umat Islam disaat 10 November 1945
SelengkapnyaUmat Islam disaat 10 November 1945

Kisah sebuah Koin Penyok

Posted by Noer Rachman Hamidi on Wednesday, April 6, 2016


Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk & menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok."

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. "Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dirham

Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dirham untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 dirham untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu & menawarnya 200 dirham Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dirham. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dirham.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya,

"Apa yang terjadi?

Engkau baik-baik saja kan?

Apa yang diambil perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang & pergi kita tidak membawa apa-apa.

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.

Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?

Tidak ada, karena bahkan napas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah.

Saat kehilangan sesuatu, kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa. Jadi "kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan. Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke"aku"an. Ke"aku"an itulah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, suami ku, anakku. Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak bawa apa-apa dan tidak ajak siapa-siapa.

Pada waktunya "let it go", siapapun yang bisa MELEPAS, tidak melekat, tidak menggenggam erat, maka dia akan BAHAGIA .

Semoga bermanfaat...

Description: Kisah sebuah Koin Penyok
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kisah sebuah Koin Penyok
SelengkapnyaKisah sebuah Koin Penyok

Resolusi Hidup Sehat

Posted by Noer Rachman Hamidi on Tuesday, April 5, 2016


Dalam tubuh rata-rata manusia hidup sekitar 100 trilyun bakteri, mereka hidup dari ujung rambut kita sampai ujung kaki, dari kulit terluar kita sampai organ paling dalam dari tubuh kita. Apakah dengan ini kita akan sangat mudah sakit ? justru dengan memahami keberadaan mereka, insyaAllah kita akan jauh lebih mudah sehat. Seperti populasi manusia, mayoritas manusia itu sebenarnya asalnya baik. Demikian pula bakteri, ada bakteri pathogen – pembawa penyakit, tetapi bila populasi bakterinya normal – yang pathogen ini akan mudah ditumpas oleh bakteri yang baik – yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Sebelum manusia memproduksi berbagai jenis anti bakteri seperi sabun, pencuci tangan sampai antibiotics – apakah manusia saat itu lebih rentan penyakit ? pastinya tidak. Kita bunya bukti yang shahih untuk ini, yaitu kehidupan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat beliau di abad ke 7 M – sangat-sangat sedikit yang menceritakan adanya penyakit atau yang terkena penyakit.

Jaman itu kira-kira adalah 12 abad sebelum Louis Pasteur di pertengahan abad 19 memperkenalkan apa yang disebut proses Pasteurisasi. Semenjak saat itulah manusia tertipu dengan dzon-nya ilmu pengetahuan bahwa untuk susu harus di-Pasteurisasi untuk aman di minum. Bahkan di negara-negara maju, susu tidak boleh dijual kecuali telah di-Pasteurisasi.

Minuman yang oleh Allah sendiri dikabarkan sebagai minuman yang sangat bersih yang keluar di antara darah dan kotoran, tiba-tiba manusia merasa lebih tahu dan menduga bahwa minuman ini berbahaya bila diminum tanpa diproses oleh prosesnya Louis Pasteur ?

“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih (murni) antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. “(QS 16 : 66)

Konon kata para peneliti minum susu segar tanpa di-Pasteurisasi memiliki tingkat resiko terkena penyakit 9 kali dari susu yang di-Pasteurisasi. Tetapi kalau toh ini benar, secara absolut hasil peluang orang terkena penyakit dari minum susu segar menurut para peneliti ini pula hanya 1 per 6 juta orang. Minum susu Pasteurisasi bisa jadi  lebih aman dari serangan penyakit langsung, tetapi dengan itu juga kehilangan begitu banyak dari nutrisi yang ada di dalamnya dan hilangnya kekebalan tubuh yang terbawa oleh susu segar.

Lantas mengapa kita tidak minum susu segar ? Kita tidak bisa minum susu segar karena kita meninggalkan perintahNya untuk menggembala (QS 16:10-11 dan QS 20:53-54), kita meninggalkan perintah yang dilaksanakan oleh seluruh Nabi.  Kenapa manusia di jaman ini tidak melaksanakan perintah menggembala ini? karena pekerjaan menggembala dianggap kuno, tidak modern, tidak bergengsi, ndeso dlsb. padahal inilah pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad. Begitulah kita, ketika meninggalkan satu perintah atau sunnah, kita akan cenderung meninggalkan perintah yang lain. Sebaliknya begitu kita mulai melaksanakan satu perintah atau sunnah, kita akan cenderung melanjutkannya dengan perintah atau sunnah lainnya.

Kita yang hidup di jaman anti bakteri ini berusaha semaksimal mungkin membunuh bakteri di mana saja keberadaannya.  Pada tubuh kita dibunuh dengan antibiotics, di tanah-tanah pertanian dibunuh dengan pupuk kimia dan pestisida.

Bersamaan dengan terbunuhnya bakteri, menurunlah kekebalan tubuh kita karena 70 % dari pembangun kekebalan tubuh itu diproses di dalam perut kita oleh bakteri. Sama halnya dengan tanah pertanian yang hidup adalah dipenuhi ber-ratus milyar bakteri di setiap genggaman tangan, mayoritasnya akan mati manakala di tanah tersebut diguyur dengan pupuk kimia dan pestisida.

Siapa yang memberitahu bahwa tubuh manusia itu sama seperti lahan pertanian ? lebih dari seribu tahun sebelum manusia mengenal bakteri – kita sudah diberi tahu oleh Allah : “Istri-istrimu adalah seperti tanah untuk bercocok tanam…” (QS 2:223).

Memang ayat ini terkait dengan hubungan suami istri, tetapi ketika Allah menyebutkan sesuatu itu seperti sesuatu yang lain – maka persamaan yang lain akan sangat banyak. Salah satunya adalah karakter tubuh istri kita – yang berari juga tubuh kita – yang memang banyak persamaannya dengan lahan pertanian.

Lahan pertanian yang baik adalah yang hidup, gembur dan menghidupkan (ihtazzat warabat wa-anbatat) – maka demikian pula manusia yang sehat tubuhnya dipenuhi dengan bertrilyun bakteri tersebut diatas.

Karena sesuatu itu sama dengan yang lain, maka penyelesaian masalahnya juga sama. Lahan-lahan kita mati, menjadi pejal dan kalau toh masih bisa menumbuhkan tanaman kwalitas dan kawantitas hasilnya sangat menurun – dan menjadi sangat tergantung dengan pupuk dan obat-obatan kimia.

Bagaimana kalau kita mau menghidupkannya kembali ? hentikan penggunaan bahan-bahan kimia dan terapkan konsep ihtazzat warabat waanbatat , insyaAllah tanah akan hidup dan di tanah yang hidup segala macam jenis tanaman akan bisa tumbuh secara indah atau maksimal ( QS 22:5).

Karena tubuh kita sama seperti tanah pertanian tersebut, maka bila timbul penyakit solusinya juga sama. Anak-anak yang sejak kecil dihantam begitu banyak antibiotic, maka dia seperti tanah yang dihantam pupuk dan obat-obat kimia.

Tubuhnya tidak bertambah sehat dari waktu kewaktu, karena bakteri yang berada di dalam perut – yang memproses 70 % daya tahan tubuh – ikut mati ketika antibiotic mengguyur tubuhnya.

Semakin dia kehilangan daya tahan tubuh, semakin banyak antibiotic dimasukkan kedalam tubuhnya – semakin banyak lagi bakteri yang mati termasuk bakteri yang baik – begitu seterusnya tubuh menjadi semakin lemah dari waktu kewaktu. Persis seperti tanah pertanian yang perlahan-lahan menjadi tanah yang mati.

Lantas bagaimana menghentikan proses degradasi daya tahan tubuh tersebut ? sama dengan menghidupkan bumi yang mati. Bila bumi yang mati dihidupkan dengan biji-bijian (QS 36:33) dan kemudian penggembalaan (QS 16:10-11; QS 22:53-54), tubuh kita disehatkan dengan makanan yang sesuai petunjukNya.

Lihatlah kemiripan urutannya yang dirangkum oleh Allah dalam  makanan yang kita disuruh memperhatikannya. Rangkaian ayat tersebut dimulai dari biji-bijian (QS 80:27) dan ditutup dengan rerumputan untuk penggembalaan ternak (QS 80 :31-32).

Di antara dua ayat tersebut adalah 4 ayat yang membahas kategori makanan mayoritas kita yaitu buah dan sayur. Apa hubungannya buah dan sayur dengan kesehatan kita ? Selain kaya akan nutrisi, buah dan sayur (khususnya buah)  umumnya dimakan mentah.

Bersamaan dengan kita mengkonsumsi buah dan sayur segar, masuklah kedalam tubuh kita bermilyar bakteri – jangan kawatir kita akan sakit gara-gara itu – karena prinsip dasar ecosystem yang ada di alam ini adalah lebih banyak yang baik dari yang buruk. Demikian pula dengan ekosistem mikroba yang disebut microbiome – mayoritas terdiri dari mikroba-mikroba yang baik, yang salah satu tugasnya menyiapkan daya tahan tubuh di dalam perut kita.

Pendekatan semacam ini layak dicoba bila Anda atau saudara Anda ada yang sakit-sakitan, bayangkan bagaimana menghidupkan kembali tanah yang mati – maka seperti itulah kita menyehatkan tubuh yang berpenyakitan.

Bila terasa aneh, tidak sesuai dengan praktek yang luas di masyarakat dlsb. jangan kawatir – karena kita memang hidup di jaman yang menipu – the age of deception, yang benar kelihatan salah, yang baik kelihatan buruk – sejauh kita punya pegangan yang kita yakini kebenarannya, insyaAllah kita akan selamat.

Wallahu A'lam.

Description: Resolusi Hidup Sehat
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Resolusi Hidup Sehat
SelengkapnyaResolusi Hidup Sehat

Ma'rifah Q.S. Al Maidah

Posted by Noer Rachman Hamidi


🎎Pendahuluan:
✅ Buah keimanan adalah ketenangan hidup & kebahagiaan hati. Org yg paling bahagia adlh Rasul SAW krn kualitas keimanannya paling baik.

✅ Rizki terbesar dr Allah yg harus kita pertahankan
~ Kemuliaan 👈🏼 Allah muliakan kita dgn..
~ Kebahagiaan 👈🏼 Allah bahagiakan kita dgn iman
~ Keistimewaan 👈🏼 Allah istimewakan kita dgn Al Quran

✅ Org yg paling istimewa di antara kita adlah org yg kualitas qurannya paling bagus. Bkn hanya skdr bacaan, bkn hanya skdar hafalan, tpi jg juga pikiran, perasaan dan sikapnya bagus sesuai quran.

🎎 Isi:
✅ Q.S. Al-Maidah 
★Q.S. Al-Maidah diturunkan sblm Q.S. Al Fath
★Q.S. Al-Maidah scara bahasa artinya makanan 
★Q.S. Al-Maidah pokok isinya ttg halal dan haram.
★Q.S. Al-Maidah mrpkan slh satu surat yg trkhr diturunkan
★Q.S. Al-Maidah mrpkan surat madaniyah

✅ Hukum halal dan haram merupakan ungkapan cinta Allah SWT kpd org yg beriman. Sprti org tua yg melarang anaknya jajan sembarangan demi kesehatan dan menyuruh kita makan makanan yg sehat.

✅ Q. S. Al A'raf: 157
(الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Allah menghalalkan sesuatu yg mengandung kebaikan dan mengharamkan sesuatu yg mengandung keburukan.

✅ Q.S. Al Maidah: 100
(قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".
Tidaklah sama antara yg baik dan yg buruk

✅ Hal pertama yg diharamkan oleh Allah di Q.S. Al Maidah adalah mengenai makanan. Makanan adlh awal dari segala kebaikan.

★ Q.S. Al Maidah: 3
(حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

★ Q.S. Al Maidah: 88
(وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya."

Makanlah dr sebagian (yg halal) yg telah di rizkikan oleh Allah. Sunnah nya, sblm kita meninggal 1/3 dr harta yg kita punya diinfaq-kan.

★ Sebaiknya berinfaq pada saat subuh krn akan didoakan malaikat.

★ Setiap daging yg tumbuh dari harta yg haram akan mendapat azab neraka.

_Wallahu a'lam_

Description: Ma'rifah Q.S. Al Maidah
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Ma'rifah Q.S. Al Maidah
SelengkapnyaMa'rifah Q.S. Al Maidah

Dunia terus Berubah

Posted by Noer Rachman Hamidi on Saturday, April 2, 2016


Jack Ma (owner Alibaba) berkata,
"Dunia BERUBAH setiap hari & TIDAK AKAN  menunggu Anda."

• Ketika mancis ditemukan, korek api perlahan mulai menghilang.

• Ketika kalkulator diciptakan, sempoa mulai dilupakan.

• Ketika kamera digital dibuat, Kamera rol mulai hilang.

•  Ketika Whatsapp/ BBM dikembangkan, SMS sudah tidak sepopuler jaman dahulu.

• Ketika smartphone dengan teknologi 4G ( internet tanpa kabel ) diperkenalkan, kita bahkan tidak perlu lg menghidupkan komputer di rumah.

• Ketika penjualan langsung ( network marketing)/penjualan via internet meningkat, pemasaran scr tradisional menurun.

Jangan kita menyalahkan "Siapa merebut bisnis siapa". Ini terjadi karena manusia sangat dapat diubah & menyesuaikan diri terhadap ide2 baru & perubahan di dunia ini.

Ada yg bertanya kepada Jack Ma, "Apa rahasia Anda utk sukses?"

Dia menjawab, " Sangat sederhana. Saya melakukan sesuatu ( ACTION ) ketika Anda hanya MELIHAT/ MENGAMATI "

Dan saya juga seperti itu...
ketika anda masih mikir untuk gabung, saya sudah memulainya. Ketika anda baru mau bergabung, saya sudah dpt income nya...
ketika anda baru gabung, saya sudah dpt reward nya...

Ingatlah, dunia berubah setiap hari. Bila anda tidak berubah, maka anda akan TERTINGGAL. jadi segera bertindak, jangan mikir melulu apalagi hanya mikir kenapa orang bisa sukses sementara kita berdiam diri tak mau mengikut cara suksesnya.

SUCCESS IS YOUR CHOICE!
Description: Dunia terus Berubah
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Dunia terus Berubah
SelengkapnyaDunia terus Berubah

SABAR

Posted by Noer Rachman Hamidi on Wednesday, March 16, 2016


Sabar tidak identik dengan nrimo, sabar adalah teguh pendirian dalam berjuang dan bertahan dalam kebenaran. Ada sekitar 100-an ayat-ayat Al-Qur’an tentang sabar ini, diantaranya ada yang disandingan dengan keunggulan atau kekuatan seperti dalam ayat-ayat tersebut di atas.

Ada yang disandingkan dengan syukur, ada yang disandingkan dengan kasih sayang , kejujuran, keyakinan, ketaatan, kebenaran, ketakwaan, amal shaleh dan berbagai kebaikan lainnya.

Hasil dari sabar bukan hanya untuk kehidupan di dunia, orang yang sabar dan beramal shaleh juga dijanjikan ampunan dan pahala yang besar di akhirat (QS 11: 11).

Bila sabar identik dengan seluruh kebaikan tersebut di atas, sebaliknya hilangnya kesabaran adalah sumber petaka yang ada di jaman modern ini. Sabar nampaknya telah pergi dari masyarakat kita sehingga kebaikan-pun pergi bersamanya.

Sabar pergi dari pemerintahan, karenanya pemerintah tidak menggunakan ayat-ayatNya dalam memimpin negeri (QS 32:24). Sabar pergi dari system hukum kita sehingga kebenaran menjadi barang yang langka. Sabar-pun pergi dari kalangan pegawai dan pekerja sehingga produktifitas dan daya saing kita menjadi lemah.

Pertanyaannya adalah lantas bagaimana kita bisa memanggil kembali agar sabar hadir bersama kita ? Bisa jadi subject sabar inilah yang harus masuk di setiap kurikulum pendidikan sejak dini hingga kita mati. Berlatih sabar harus masuk kurikulum pelatihan pegawai sipil maupun  swasta agar mereka meningkat produktifitasnya.

Pelatihan sabar harus masuk kurikulum pelatihan militer agar mereka unggul di medan peperangan. Sabar bahkan harus menjadi kurikulum inti di setiap pelatihan kepemimpinan – karena hanya dengan sabar inilah seorang pemimpin akan bisa memimpin dengan ayat-ayatNya.

Wallahu A'lam.


Description: SABAR
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: SABAR
SelengkapnyaSABAR

Learning by Doing: Ilmu, Amal dan Sebarkan.

Posted by Noer Rachman Hamidi on Wednesday, March 2, 2016

Dalam persaingan ekonomi dunia yang semakin keras, peningkatan skills secara terus menerus sudah bukan lagi pilihan – sudah menjadi keharusan. Di industri apapun Anda dan pada level apapun, Anda harus senantiasa meningkatkan ketrampilan ini bila tidak ingin tenggelam oleh pesaing Anda yang semakin canggih. Menurut laporan McKinsey beberapa tahun lalu, rata-rata tenaga kerja Indonesia harus mampu meningkatkan produktifitas 60% dan jumlahnya harus meningkat lebih dari 100% - bila ingin mengejar posisi kekuatan ekonomi no 7 terbesar dunia pada tahun 2030. Bisakah kita ?

Saya melihat ada kemungkinan kita bisa melakukan peningkatan skills yang significant ini baik dari sisi kwantitas maupun dari sisi kwalitas, bila ada terobosan baru dalam menggerakkan masyarakat secara massive untuk mau berjuang meningkatkan ketrampilannya masing-masing.

Pekerjaan yang sifatnya terstruktur, sistematis dan massive (TSM) semacam ini sering disalah pahami sebagai pekerjaan yang harus dipikul oleh institusi besar seperti partai politk atau pemerintah. Padahal di sekitar kita gerakan TSM ini terjadi sehari-hari tanpa kita sadari.

Dalam skala global misalnya – ada perubahan besar ketika orang tidak lagi mencegat taksi di jalan atau antri di antrian taksi. Dengan aplikasi  Uber Anda bisa tahu taksi yang available terdekat dengan Anda dan Anda dapat memesannya.

Orang melakukan booking tiket pesawat sampai hotel tidak lagi perlu agen perjalanan, cukup dengan smartphone yang ada digenggaman kita dalam 24 jam kita bisa memperoleh tiket kemanapun dan kapan-pun.

Saya tidak lagi perlu sering-sering ke toko buku, karena saya bisa memperoleh buku-buku terbaru yang baru terbit dari penerbit ternama global hanya dalam hitungan 4 sampai 5 hari sejak buku tersebut resmi diedarkan.

Begitu banyak perubahan dengan skala  TSM di sekitar kita yang diinisiasi oleh individual-individual cerdas dan kemudian juga diimplementasikan dengan kerja keras. Persamaan dari segala perubahan besar tersebut adalah adanya kemudahan orang untuk melakukan atau memperoleh sesuatu.

Bila kita bisa menyediakan kemudahan ini di bidang apapun, maka akan terjadi perubahan besar di bidang itu. Prinsip dasar kemudahan inilah yang akan kita terapkan dalam mendongkrak skills masyarakat kita secara TSM untuk membangkitkan kekuatan ekonomi kita seperti prediksi McKinsey tersebut di atas.

Secara konvensional peningkatan skills umumnya dilakukan di lingkungan kerja, pelatihan dan sejenisnya. Karena sifatnya yang demikian, maka proses penambahan skills itu secara umum berjalan lamban. Kalau Anda karyawan perusahaan minyak yang terancam pemutusan hubungan kerja misalnya, pasti sekarang Anda bingung karena pada skills yang Anda miliki – seluruh industrinya mengalami kecenderungan yang sama – mengurangi karyawan atau  tidak berencana menambah karyawan baru.

Alternatifnya adalah Anda harus mengusai skills baru, yang dengan itu Anda dapat mengakses berbagai peluang baru di luar bidang yang selama berpuluh tahun ini Anda tekuni. Masalahnya adalah dari mana Anda akan memulai karir baru tersebut ?

Pertama yang Anda bisa lakukan adalah memilih bidang baru yang paling Anda sukai untuk melakukannya. Ini penting, karena di peluang karir kedua ini Anda sudah tidak lagi muda – Anda butuh sesuatu yang lebih dari sekedar kerja.

Kedua adalah Anda pilih role model di bidang yang  Anda minati tersebut, siapa yang Anda anggap sukses di bidang ini dan bagaimana Anda bisa menirunya atau bahkan mengunggulinya. Lantas bagaimana Anda bisa menirunya ? paling mudah adalah kalau Anda bisa belajar langsung dari role model tersebut dan bila sang role model bersedia menjadi mentor Anda.

Kebanyakan orang-orang sukses di bidangnya ini tidak mudah untuk bisa menjadi mentor bagi orang lain, apalagi orang yang baru dikenalnya. Ini bisa karena yang bersangkutan terlalu sibuk dengan kesukesannya, tidak mau berbagi karena menganggap ini akan seperti mendididik para calon pesaing, atau sebagian besarnya karena tidak tahu bagaimana bisa berbagi.

Maka disinilah saya melihat peluangnya utuk mendongkrak massiv-nya pertumbuhan skills baik dari sisi kwantitas dan kwalitas itu bisa dilakukan. Yaitu bila kita bisa memfasilitasi – bagaimana skills-skills terbaik yang sudah dimiliki sejumlah besar tokoh di bidangnya masing-masing itu bisa di-share semudah dan seluas mungkin.

Bagi para tokoh ini akan kami ‘educate’ cara berbagi kesuksesan mereka. Bahwa berbagi skills dengan yang lain itu tidak ada kaitannya dengan sumber pendapatan atau persaingan, bahkan sebaliknya bisa meningkatkan jaringan sukses berikutnya. Lebih dari itu akan kami sediakan system dalam SkillsWhiz, yang akan menjadikan  berbagi skills itu mudah.

Kehadiran sejumlah orang sukses di perbagai bidang – yang bersedia menjadi mentor bagi orang lain yang ingin mengikuti jejaknya inilah yang akan bisa mengakselerasi pengingkatan skills secara terstruktur, sistematis dan massive itu.

Perjalanan termudah adalah berjalan mengikuti di belakang pemandu jalan yang telah terbukti menempuhnya dengan baik, inilah prinsip dasar yang sederhana dari proses mentoring itu. Hanya saja untuk proses ini bisa berjalan mudah dijaman ini, diperlukan terobosan aplikasi teknologi – agar proses ‘mengikuti di belakang’ ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Bayangkan bila negeri dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ini bila ditopang oleh skills worker yang melimpah di segala bidang, insyaAllah negeri ini akan sangat perkasa ! Description: Learning by Doing: Ilmu, Amal dan Sebarkan.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Learning by Doing: Ilmu, Amal dan Sebarkan.
SelengkapnyaLearning by Doing: Ilmu, Amal dan Sebarkan.

Beginikah nasib Umat di Negeri yang Subur..?

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, February 14, 2016


Isu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini tengah menjadi perdebatan antara unsur pekerja dan unsur pemerintah. Unsur pekerja wajar mengkawatirkan adanya gelombang PHK dan bahkan bisa mulai menghitungnya dari sejumlah besar perusahaan yang diduga akan melakukan PHK dalam beberapa bulan kedepan. Unsur pemerintah nampak menolak isu adanya gelombang PHK ini dengan berbagai alasan yang dimilikinya. Tetapi lebih penting dari perdebatan ini semua,  adakah upaya untuk mencegah atau setidaknya mengantisipasi gelombang PHK ini  ?

Pertama yang perlu diketahui secara objective oleh semua pihak yang terkait adalah apakah ancaman PHK itu real, atau sekedar kekhawatiran yang tidak beralasan ?

Saya melihat setidaknya ada dua hal yang menjadikan ancaman gelombang PHK itu real. Pertama adalah harga minyak yang jatuh, ini akan mengancam kelangsungan ketersediaan lapangan pekerjaan di sektor migas dan industri lain yang menjadi substitusi dari produk-produk berbasis migas.

Ini bukan hanya terjadi di Indonesia, industri perminyakan di seluruh dunia mengalami ancaman ini. Menurut analisa comprehensive yang dilakukan oleh konsultan di bidang ini Graves & Co, tahun 2015 lalu saja telah terjadi sekurangnya PHK sebanya 258,000 tenaga kerja di seluruh industri perminyakan dunia. Tahun ini diperkirakan akan terus berlanjut karena harga minyak yang masih terus di rezim yang rendah.

Selain ancaman PHK di industri perminyakan, kita yang di Indonesia juga tidak bisa menganggap enteng ancaman PHK yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung dari berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak awal tahun ini.

Tidak mengherankan bila (seolah-olah) tiba-tiba saja sejumlah industri merencanakan relokasi pabrik ke negeri lain yang lebih menarik dari berbagai sisinya, tanpa harus kehilangan pasar besar di Indonesia yang memiliki lebih dari 40% pasar consumer ASEAN.

Akibat dari MEA ini tiba-tiba saja tenaga kerja kita harus secara langsung mampu bersaing dengan tenaga kerja di bidang sejenis dari seluruh negara ASEAN, yang sebenarnya demikian pula para pengusahanya. Bedanya adalah bagi para pengusaha – sebagian mereka – bisa dengan mudah memindahkan unit usahanya ke negara ASEAN lainnya, sementara tidak demikian  dengan para pekerja.

Jadi ancaman MEA bagi para pengusaha tidak separah ancamannya terhadap para pekerja. Bahkan bagi sebagian pengusaha, MEA menjadi –peluang baru untuk memindahkan unit usaha atau pabriknya ke negeri-negeri yang paling kondusif untuk kelancaran usahanya.

Tingkat threat atau tekanan yang berbeda ini lebih mudah digambarkan dengan ilustrasi kursi patah kaki. Ini berdasarkan rumus fisika P=F/A (P=Tekanan, F=Gaya, A=Luas Penampang). Ketika empat kaki kursi semua bersama menyangga beban gaya, keempat kakinya stabil dan beban terdistribusi merata.

Ketika salah satunya patah, maka beban ke kursi yang tidak patah menjadi jauh lebih besar – itupun kalau kursi masih bisa bertahan untuk tidak roboh !

Tiga kaki kursi yang tidak patah tersebut adalah posisi yang dihadapi para pekerja, sedang kaki yang patah adalah posisi pengusaha industri tertentu yang dengan mudah hengkang ke negeri lainnya tanpa harus kehilangan pasarnya di negeri ini.

Walhasil dengan dua hal tersebut di atas saja – rendahnya harga minyak dunia dan berlakunya MEA sejak awal tahun ini – saya melihat ancaman gelombang PHK itu real dan harus diantisipasi oleh seluruh pihak yang berkompeten.

Saya tentu tidak berpretensi bisa memberikan seluruh solusi untuk masalah besar tersebut, yang saya tawarkan hanya salah satu saja dari sekian banyak kemungkinan solusinya.

Yang saya tawarkan adalah me-redefine jati diri negeri ini,  ingin menjadi seperti apa negeri kita ini ? Bila definisi ini jelas dan dibangun berdasarkan kekuatan yang memang ada di negeri ini – maka dengan itulah kita akan mampu bersaing secara global dan mampu mempertahankan pekerjaan dan kemakmuran di negeri ini.

Redefinisi ini sebenarnya juga tidak susah-susah amat karena sejak kecil kita sudah banyak belajar bahwa negeri ini negeri agraris, negeri katulistiwa, negeri bahari dlsb. Mengapa tidak menguatkan jati diri kita ini saja ?

Ambil misalnya kita kuatkan jati diri kita sebagai negeri agraris bahari, maka dengan dua kekuatan biodiversity yang ada di darat dan laut kita – kita pasti bisa unggul kalau hanya bersaing di area MEA saja. Industri berbasis pertanian dan kelautan tidak serta merta bisa dipindahkan oleh para pengusahanya ke negeri lain karena sumber daya utamanya ada di negeri ini.

Negeri yang keunggulannya dibangun atas dasar kekuatan pertanian juga sama sekali tidak bisa dianggap enteng, karena berbasis pertanian inilah semua kebutuhan pangan, sandang dan bahkan papan kita dipenuhi. Artinya industri inilah yang bisa menjawab kebutuhan utama penduduk suatu negeri.

Lebih jauh lagi, negeri yang baik menurut definisi Al-Qur’an-pun adalah negeri kebun yang penduduknya makan cukup dari kebun-kebun tersebut – negeri yang disebut Baldatun Thoyyibatun WaRabbun Ghafuur.

“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS 34:15)

Potensi untuk menjadi negeri yang baik itu ada di sekitar kita, tetapi malah kita sibuk mencari keunggulan kesana-kemari yang tidak kunjung ketemu dan berbuntut pada ancaman gelombang PHK di era MEA dan rezim harga minyak rendah dunia tersebut di atas.

Bila pertanian kita selama ini masih dilihat sebelah mata bahkan dunia perbankan-pun enggan mengucurkan dananya, bila masyarakat petani kita masih manjadi bagian dari kelompok masyarakat yang berdaya beli rendah – bisa jadi itu semua karena kita kurang meng-elaborasi peluangnya saja.

Maka inilah solusi dalam mengantisipasi gelombang PHK dan ancaman ekonomi lainnya, sekaligus membaliknya menjadi peluang untuk membangun keunggulan negeri yang dari dulu by default sudah kita sebut sebagai negeri agraris ini. Insyaallah.

Semoga kita bisa menjadi umat yang kuat dengan berkah alam yang subur dalam bidang perekonomian dan perdagangan dunia. Aamiin. Description: Beginikah nasib Umat di Negeri yang Subur..?
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Beginikah nasib Umat di Negeri yang Subur..?
SelengkapnyaBeginikah nasib Umat di Negeri yang Subur..?

Kami Muslim, Dipaksa Merasa Bersalah

Posted by Noer Rachman Hamidi on Saturday, November 14, 2015


Belum genap sehari pengeboman dan penembakan Paris terjadi, tapi berbagai media sudah menyebut satu kelompok muslim sebagai pelaku teror. Baru saja Reuters menurunkan berita Paris attacks kill 127, Islamic State threatens France, dengan menyertakan paragraf  ‘Tidak ada klaim pertanggungjawaban secara langsung, tapi ISIS mengeluarkan video tanpa tanggal. Video itu berisi ancaman ISIS bahwa Perancis tidak akan hidup damai sepanjang  tetap ikut serta mengebom ISIS bersama Amerika’ (Reuters.com 14/11 pukul 16.53 WIB).

Berita di atas sudah pasti akan direlay berbagai media di dunia, termasuk media di Indonesia karena Reuters adalah portal berita terkemuka, dianggap terpercaya. Ini tentu saja sangat disayangkan karena belum ada investigasi, belum ada siaran pers dari yang mengaku bertanggungjawab, Reuters sudah menanamkan zhon bahwa pelaku teror Paris adalah muslim. 

Esok, saya yakin Muslim di berbagai belahan dunia akan dipaksa untuk menyampaikan pernyataan ‘not in my name’, tidak atas nama saya, sebagai perceraian ideologis dengan ‘Muslim’ pelaku teror itu. Padahal, apa iya pelaku-pelaku teror ini Muslim? Mana bukti mereka Muslim? 

Saya saja, belum apa-apa, di halaman pribadi media sosial juga menyampaikan hal itu. Not in my name. Walau, sungguh, saya belum tahu siapa yang menjadi pelakunya. Atau apakah nama kelompok saya (Muslim) akan diseret pelaku teror itu atau tidak.

Secara psikologis, ada ketakutan bahwa saya akan disamakan dengan kelompok –katanya Muslim- teroris itu. Itu sebabnya saya bersegera menyampaikan, tidak atas nama saya. Mental saya sudah lebih dulu terserang dan saya harus memertahankan diri. Saya bukan bagian dari teroris.
Padahal, siapa sih kelompok peneror itu?

Jangan-jangan ini pun setting kelompok tertentu. Mereka demikian pintar berperang dan ajeg menggunakan siasat Sun Tzu, ‘Bergerak dengan halus, sampai pada keadaan tanpa bentuk. Berlakulah dengan sangat misterius, sampai pada keadaan tak ada suara. Kamu akan bisa menentukan nasib lawan’.

 Saking tidak jelasnya siapa mereka dan seterusnya, dua milyar orang berhasil dibuat merasa bersalah oleh pelaku teroris yang belum mengaku berasal dari Muslim ini.

Di sisi lain, pemberitaan model Reuters ini semacam menyembur minyak ke dalam api. Muslim di berbagai dunia semakin melek dengan kemunafikan Barat. Saat satu lokasi di Barat diserang, Muslim melihat media serentak berteriak, ‘Ini teror. Kita sedang berperang melawan teror.’ Media lalu menayangkan siapa yang harus diperangi itu, Muslim.

Pada hari yang sama, Muslim melihat Palestina diserang Israel dalam gelombang intifada ketiga dengan korban sudah ratusan juga, tidak banyak media yang memuat. Begitu juga saat Rusia atau tentara sekutu Amerika mengebom Siria empat hari lalu, media relatif sunyi.

Ini tentu saja tidak membantu terciptanya dunia yang aman, damai bagi semua. Sebanyak dua milyar manusia dari tujuh milyar penduduknya akan merasa tersudutkan dan dibuat tidak nyaman dengan propaganda teror identik dengan Islam.

 Belum lagi jika mereka melihat pada saat yang sama, tindakan serupa di belahan bumi Muslim diakui sebagai tindakan memertahankan diri. 

Standar ganda yang berkeleleran di media Barat ini sangat mungkin menjadi pemicu sebagian kecil Muslim yang merasa harus berbuat sesuatu atas ketidakadilan ini. Mereka merasa suaranya tidak didengar. Mereka membaca kesewenang-wenangan. Saat tidak ada kanal menyuarakan kemarahan itu, mereka mengambil jalan pintas, mereka turun tangan dengan membabibuta. 

Saya harap, media-media di Indonesia bisa bijak menuliskan berita tentang teror di Paris. Elemen jurnalistik Bill Kovack rasanya perlu diingat terus. Kewajiban pertama jurnalistik adalah pada kebenaran. Kebenaran yang dilihat dari berbagai sisi sehingga utuh fakta itu dilihat dari kiri, kanan, atas, bawah, ataupun dalam. Jurnalistik juga harus bisa membuat berita yang proporsional dan komprehensif. Proporsional silahkan dilihat dari skalanya, jumlah yang tewasnya. 

Sampai saat ini, jumlah terbanyak tewas dalam konflik dunia saat ini tetaplah Muslim. Jumlah terusir terbanyak tetaplah Muslim. Media mestinya proporsional menampilkan ini hingga tak membuat korban merasa menjadi pelaku kejahatan.  

Jika media di negeri mayoritas Muslim saja gagal melakukan ini, apalagi media di belahan bumi yang lainnya. 

(Ditulis oleh Maimon Herawati, Pengajar Jurnalistik Fikom Unpad di Harian Republika).


Description: Kami Muslim, Dipaksa Merasa Bersalah
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kami Muslim, Dipaksa Merasa Bersalah
SelengkapnyaKami Muslim, Dipaksa Merasa Bersalah

Iman, Doa dan Amal Saleh

Posted by Noer Rachman Hamidi


Bagian dari keimanan kita adalah Allah menjamin kecukupan rezeki kita karena Dia-lah Sang Maha pemberi rezeki itu. Bagian dari janji Allah atas rezeki kita itu, ditakdirkanNya pula sekian banyak manusia dengan posisi atau tugasnya masing-masing.

Ada yang berada di kebun menanam teh, ada yang di pasar melakukan jual beli teh, ada pekerjaan kita yang memungkinkan kita bisa membeli teh tersebut dan seterusnya.

Tetapi ketika teh sudah berdampingan dengan gulanya di depan mata kita sekalipun, teh dan gula tidak bercampur dengan sendirinya. Perlu amal berupa gerakan tangan kita untuk mengaduknya, dari situlah kemudian teh yang kita minum menjadi manis.

Ketika teh sudah tersaji di depan mata berdampingan dengan gulanya sekalipun, tidaklah cukup dengan iman dan do’a kita untuk menjadikan gula tersebut bergerak sendiri masuk ke gelas teh dan mengaduk dirinya sendiri. Perlu gerakan tangan kita untuk mengaduknya.

Itulah sebabnya mengapa yang dijanjikan oleh Allah kehidupan yang baik (QS 16:97), dan yang dijanjikan akan memimpin dunia (QS 24:55) – juga orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Amal saleh inilah yang menjadi sarana untuk mendaratkan rezeki melimpah yang komponen dasarnya sudah dihantarkan oleh Allah sampai di depan mata kita.

Sama dengan ketika tangan kita tidak mengaduk gula dalam teh tersebut – teh tidak menjadi manis – demikian pula ketika kita tidak mengolah unsur-unsur dasar dari rezeki yang ditaburkan Allah di sekeliling kita, rezeki tidak mendarat dengan sendirinya ke genggaman tangan kita.

Allah bentangkan tanahnya yang subur di bumi kita, dicurahkan hujannya yang lebat dan dipancarkan sinar mataharinya yang melimpah – tetapi biji-bijian bahan pangan utama kita tidak tumbuh dengan sendirinya, perlu tangan kita untuk bergerak minimal memilih benihnya yang baik, menebarkannya,  dan baru kemudian memetik hasilnya pada waktu yang sesuai.

Demikian pula dengan buah-buahan, kurma, anggur, apel, jeruk dan berbagai buah-buahan lainnya tidak ujug-ujug tumbuh di tanah kita. Perlu ada yang belajar membibitkannya, menanamnya, merawatnya dst . hingga pohon-pohon itu berbuah sekian tahun kemudian.

Lho, tanpa kita menanam bukankah sudah ada orang lain yang menanamnya ? sehingga tinggal kita menikmatinya saja ? Bisa saja demikian. Tetapi ketika kita membiarkan orang lain yang melakukan itu semua, itu menjadi amal saleh orang lain tersebut.

Ketika semua-semua yang melakukan mereka, semua amal saleh diborong oleh orang lain dan kita tinggal menikmatinya – maka sejalan dengan ayat-ayatNya tersebut di atas –  yang memimpin dunia saat ini juga orang lain, bukan kita ! kemudian kita berteriak-teriak tidak mau dimpimpin mereka, padahal kita juga yang tidak melaksanakan tugas untuk beramal saleh ini.

Sama dengan teh dan gula tersebut di atas, kalau yang mengaduknya kita sendiri – kita bisa mengira-ngira, semanis apa minuman teh yang kita kehendaki. Ketika kita membiarkan orang lain yang mencampur dan mengaduknya, kadang terlalu manis yang membahayakan kesehatan kita, kadang terlalu pahit yang tidak enak diminum. Maka kinilah saatnya kita yang mencampur dan mengaduk gula ke dalam teh kita sendiri ! InsyaAllah kita pasti bisa, lha wong tinggal mencampur dan mengaduk-aduknya. InsyaAllah. Description: Iman, Doa dan Amal Saleh
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Iman, Doa dan Amal Saleh
SelengkapnyaIman, Doa dan Amal Saleh

kala Menangis menjadi Ukuran...

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, November 1, 2015


Tahukah Anda, bila salah satu indikator kekuatan umat itu ada pada kapan dan mengapa mereka itu menangis. Di puncak keterpurukan umat saat ini, orang menangis karena kursi yang diidamkan lepas dari tangan. Investasi yang digadang-gadangnya ternyata mengalami kerugian, kekasih yang dicintainya – diambil orang dan berbagai alasan sepele lainnya. Kapan terakhir kalinya kita menangis ketika melihat perpecahan di tengah umat ?, ketika keimanan hilang dari pendidikan generasi muda kita ? ketika kita melihat kelaparan ? dan perbagai alasan lain yang lebih essential ?

Ada pelajaran menarik dari tahun-tahun terakhir menjelang kejatuhan Islam di Andalusia. Ratu Isabella – penguasa salib rajin menyebar mata-mata ke seluruh penjuru untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan kaum muslimin – semacam kita membuat SWOT Analysis sekarang ! Hasil dari SWOT analysis-nya inilah yang nantinya akan digunakan untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk menyerang kaum muslimin.

Salah satu mata-mata terbaik mereka kemudian memasuki kota terakhir  yang masih dikuasai kaum muslimin. Dia menjumpai anak kecil berusia 8 tahun yang lagi menangis tersedu-sedu sendirian. Dia dekati dan bertanyalah sang mata-mata :

“Apa yang membuatmu menangis nak ?” tanya si mata-mata.

Anak kecil itu menjawab : “Biasanya aku melempar dengan satu batu ini dan aku mendapatkan dua burung sekaligus. Tapi kali ini aku melempar dengan satu batu hanya mendapatkan satu burung dan yang satunya berhasil terbang”.

“Bukankah itu sudah lumayan ?” tanya si mata-mata.

Anak kecil itupun langsung membantahnya : “ Tidak, karena kalau negeri ini dimasuki oleh tentara musuh dan aku hanya  punya satu tombak, dan aku hanya bisa membunuh satu musuh sedangkan yang lain membunuhku, maka aku akan menjadi celah masuknya musuh Islam ke negeri ini. Aku tidak mau demikian itu terjadi”.

Mendengar jawaban anak kecil itu si mata-mata kaget bukan kepalang. Karena bila anak kecilnya saja seperti ini, lantas seperti apa bapaknya ? seperti apa pula paman-pamannya ? Si mata-mata-pun kemudian menulis surat ke ratunya dan mengabarkan : “ Bukan sekarang waktu yang tepat untuk menyerang negeri kaum muslimin ini”.

Kemudian 20 tahun berselang ketika mata-mata yang sama kembali memasuki kota yang sama pula. Di gerbang kota itu dia jumpai seorang pemuda yang lagi menangis tersedu-sedu sendirian. Saat itu waktu sudah mulai senja, dan sang mata-mata-pun bertanya :

“Apa yang membuatmu menangis anak muda ?”

Anak muda itupun menjawab : “Aku sedang menunggu kekasihku yang janji berjumpa di tempat ini sebelum dhuhur. Sekarang sudah menjelang terbenam matahari dia belum juga datang. Saya kawatir terjadi apa-apa dengannya”.

Mata-mata itupun gembira mendengar jawaban ini, segera dia menulis laporan intelijennya yang singkat ke sang ratu : “Sekarang waktunya untuk menyerang kaum muslimin !”.

Kita bisa berkaca sekarang, apakah tangisan-tangisan kita seperti tangisan anak kecil tersebut di atas ? atau tangisan si pemuda ? maka itulah kondisi umat saat ini.

Kaum muslimin di Jakarta khususnya, mestinya sekarang banyak-banyak menangis. Bukan karena Jakarta masih sering dilanda banjir, kebakaran, kemacetan dan lain sebagainya. Tetapi menangis karena keprihatinan yang sangat mendalam, kok bisa umat yang mayoritas ini tidak mampu mendudukkan pemimpin terbaiknya untuk memimpin mereka ?

Umat harus banyak-banyak menangis, manakala sudah ada satu calon pemimpin muslim yang akan maju – kemudian bermunculan calon-calon lainnya. Karena dengan banyaknya calon dari kaum muslimin, masing-masing justru menjadi titik lemah umat – karena suara umat akan terpecah dan hanya menguntungkan pihak lain.

Banyak sekali saat ini yang bisa menjadi alasan umat untuk menangis, selain ketimpangan politik dan  riba, juga berbagai ketimpangan ekonomi, sosial, kerusakan lingkungan dan berbagai kerusakan lainnya.

Waktunya untuk menyadarkan umat, untuk mulai bersiaga ditempatnya masing-masing. Agar masing-masing kita tidak menjadi jeruji yang patah tempat masuknya musuh mengobok-obok keimanan dan ke-Islaman kita. Agar masing-masing kita tidak menjadi titik lemah umat yang sampai membuat anak kecil 8 tahun tersebut di atas menangis ! Hanya dengan ketaatan untuk bersiaga di tempat kita masing-masing inilah umat insyaAllah akan bisa kembali menang.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Zayd bin Aslam : “ Abu ‘Ubaydah menulis kepada ‘Umar bin Khattab dan menyampaikan kepadanya bahwa tentara Romawi sedang memobilisasi kekuatannya. ‘Umar membalas surat itu : “ Allah akan segera merubah segala kesulitan yang diderita oleh orang-orang yang beriman, menjadi kemudahan, dan tidak ada kesulitan yang akan bisa melawan dua kemudahan. Allah berfirman dalam kitabNya :

"Wahai orang-orang yang beriman ! bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (ribath) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (QS 3:200)

Medan untuk bersiap siaga di ujung-ujung perbatasan yang langsung berhadapan dengan musuh itu sekarang menjadi sangat luas, karena perang di jaman ini tidak lagi terbatas pada peperangan dengan senjata.

Medan perang itu terjadi di dunia politik, ekonomi, sosial dan segala aspek kehidupan lainnya seperti yang dideklarasikan oleh juru bicara ‘romawi ‘ jaman ini yang ingin menguasai Full Spectrum Dominance ! Masihkah kita akan menangis untuk hal-hal yang sepele ? masihkah kita akan membiarkan diri kita, posisi/kedudukan kita, pekerjaan kita, sebagai titik lemah masuknya musuh yang akan mengobok-obok negeri kaum muslimin ? mestinya tidak. InsyaAllah.


Description: kala Menangis menjadi Ukuran...
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: kala Menangis menjadi Ukuran...
Selengkapnyakala Menangis menjadi Ukuran...

Grafik Harga Dinar terhadap Rupiah